TENTANG KOPI | TUMBLR





Kembali lagi semua tentang kopi, bagaimana pahitnya namun bibirmu tetap manis. Pekat hitam namun dirimu tidak meluap gelap. Barangkali malam adalah perjumpaan dari titik akhir, aku tau, kau pun tau, kita sama-sama suka hujan dan sunyi. Aku sendiri, kau sendiri, diam dalam sepi.

Kelak, suatu hari aku akan menetertawakan semua luka ini. Luka perihal kamu yang sempat singgah dan menyakiti, luka tentang kita yang tak bisa saling menjaga hati. Akan kularutkan luka ini dalam kopi hangat di pagi hari. Bersama mentari, bersama fajar yang berseri. ‘Kan ku kubur dalam-dalam bersama kenangan yang tak pantas direnungkan, ku hancurkan sampai hilang semua beban.
Kelak, luka ini akan berlalu, dan aku bisa kembali mencintaimu.

Sabtu di awal jam, tanah basah sebab hujan. Aromanya, sesedap asap kopi. Sial, dalam tarikan napas yang panjang, masih saja engkau yang datang.

Komentar