Leon : The Professional (1994)




Tahun 90an Hollywood memunculkan banyak sekali film-film berkualitas dan berpengaruh ketika itu. Bisa dikatakan film-film dan seri-seri keren yang akhirnya menjadi tren Pop-Culture, banyak bermunculan di era 90an. Leon: The Profesional (1994) merupakan salah satu film genre thriller-drama terbaik yang pernah dibuat. Menampilkan aktor dan aktris yang telah menjadi bintang Hollywood, salah satunya adalah Natalie Portman.
Berawal dari video klip milik Sia yang berjudul Unstoppable, akhirnya aku melirik film berjudul Leon : The Professional. Sebuah film keren keluaran tahun 1994 yang baru aku tonton di 2020 ini. Tidak ada kata terlambat untuk menonton film ini. Cara Jean Reno, Natalie Portman kecil, dan Gary Oldman beradu akting  benar-benar membuat saya terkesima. Sumpah, mereka keren banget! Dan sampai sekarang, film tersebut masih terbayang-bayang di kepalaku. Di sini, aku akan bagikan sedikit dari hasil review dari film bergenre action-thriller film tersebut.


Leon (Jean Reno), seorang pembunuh bayaran professional (hitman) yang suka memakai kaca mata hitam saat menjalankan aksinya ini tidak pernah gagal menjalankan tugasnya. Leon dikenal sangat gesit dalam membunuh dan sulit untuk dihentikan. Dengan kata lain Leon adalah seorang yang bisa dibilang profesional dan kejam. Dalam menjalankan tugasnya, Leon mempunyai aturan sendiri, yaitu tidak membunuh wanita atau anak-anak, dan upah yang diterimanya harus di atas lima ribu dollar. Leon adalah assassin kesayangannya Tony, bos mafia yang berkedok pemilik restoran Italia di kawasan New York.
Leon tinggal di apartemen murah dan bertetangga dengan keluarga “hancur”. Salah satu anak perempuan keluarga tersebut bernama Mathilda (Natalie Portman). Seperti dalam buku legendaris Ronald Dahl, Mathilda tidak dianggap “orang” oleh keluarganya. Ayahnya berbisnis obat-obatan terlarang, ibunya sekilas terlihat berprofesi sebagai prostitusi, dan kakak perempuannya terobsesi memiliki tubuh yang menarik. Satu-satunya surga Mathilda adalah adik laki-lakinya yang umurnya belum genap 5 tahun.  

Mathilda : Is life always this hard, or is it just when you’re kid? 
Leon       : Always like this.



Mathilda selalu mengenakan pakaian yang membuatnya terlihat beberapa tahun lebih dewasa. Tak lupa dengan rokok yang selalu menyala di tangannya. Mathilda lebih sering memilih duduk di tangga apartemennya dibandingkan berada di dalam rumahnya. Di tempat itulah, Mathilda sering berpapasan dengan Leon setiap keluar masuk apartemennya. Masa-masa awal ketertarikan Mathilda ke Leon.
Suatu hari Leon menyelamatkan hidup Mathilda yang keluarganya dibantai oleh seorang polisi korup pimpinan Stansfield. Mathilda baru berusia 12 tahun ketika petugas DEA (Drug Enforcement Administration) membunuh keluarganya. Perlahan, Mathilda memasuki kehidupan Leon dan merubah segalanya. Mathilda pun ingin menjadi pembunuh bayaran professional seperti Leon.

Dominasi Mathilda memenuhi hidup Leon. Mathilda meyakinkan Leon untuk melatihnya menjadi pembunuh professional untuk membalaskan dendamnya kepada Stansfield. Ternyata Mathilda berbakat menjadi penembak jitu dan tenang ketika menjalankan aksi bersama Leon. Mathilda terang-terangan mengaku jatuh cinta dengan Leon. Dia berpura-pura menganggap dirinya berusia 18 tahun dan masih berpeluang menjalin relasi bersama Leon.


Sepanjang film Leon terkesan menahan emosinya kepada Mathilda. Dia bersikap dingin dan bertingkah laku seperti seorang idiot. Namun Mathilda berhasil meluluhkan Leon yang akhirnya merasakan kembali kenyamanan hidup. Leon berkata, sudah lama dia hidup dalam dunia kelam. Tepat di saat Leon menembak mati ayah kekasihnya yang dengan biadab membunuh anaknya sendiri karena menjalin relasi dengan Leon. Leon hidup kembali karena Mathilda
Diam-diam, Leon membalaskan dendam Mathilda. Pembunuh Keluarga Mathilda ironisnya ternyata anggota DEA (Drug Enforcement Administration). Organisasi pemerintah Amerika Serikat yang bertugas memberantas peredaran obat-obatan terlarang. Mathilda juga sembunyi-sembunyi ingin membunuh Stansfield. Mathilda nekad mendatangi kantor Stansfield dengan membawa berbagai senjata Leon di dalam kantong makanan delivery untuk Stansfield.


Tanpa strategi yang matang, Stansfield justru lebih dulu menggrebek Mathilda yang mengikutinya ke toilet pria. Mathilda sekali lagi selamat karena Leon datang di saat yang tepat. Leon membunuh dua orang kepercayaan Stansfield ketika mereka menginterogasi Mathilda. Kemarahan Stansfield memuncak. Dia mendatangi Tony untuk mendapatkan info tentang Leon.
Aksi balas dendam Stansfields menjadi klimaks film. Stansfields dengan akting yang keren memimpin penggrebekan apartemen Leon. Semua asset DEA dikeluarkan karena tim SWAT gagal menghabisi Leon yang tahan banting. Leon sempat menyelamatkan Mathilda melalui lubang angin hotel tempat mereka tinggal. Setelah Leon mengungkapkan rasa sayangnya, Mathilda akhirnya mau pergi tanpa lupa membawa pot tanaman kesayangan Leon.
Tim SWAT mengebom kamar Leon. Leon berhasil menyelamatkan diri dengan berpura-pura menjadi anggota SWAT yang terluka. Stansfield akhirnya berhasil memindai Leon. Dia membiarkan Leon pergi dan menembak Leon tepat di hall pintu utama hotel. Leon dengan tenaga terakhirnya memastikan penembaknya adalah Stansfield. Leon memberikan “ring trick” kepada Stansfield. Dia menyampaikan salam terakhir dari Mathilda kepada Stansfield lalu duarrrr….. Beberapa bom yang sengaja dibawa Leon meledakkan seluruh area pintu keluar hotel.


Film berakhir dengan adegan Mathilda berhasil berjalan keluar area pengamanan hotel sambil membawa tas dan pot tanaman Leon. Sesuai instruksi Leon, Mathilda datang ke tempat Tony untuk meminta perlindungan. Tony menolak Mathilda namun bersedia memberikan tunjangan kepada Mathilda sesuai pesan Leon sebelum terbunuh.  Mathilda memutuskan datang ke sekolah khusus putri. Sebagai penutup, Mathilda mengeluarkan tanaman Leon dari pot ke tanah di halaman sekolahnya. Mathilda berharap dapat tetap mengenang Leon dalam hidupnya seiring dengan pertumbuhan tanaman kesayangan Leon.
~~~

Jean Reno mampu menjadi sosok Leon si pembunuh bayaran berdarah dingin sekaligus seorang yang hangat dan bersahaja. Gary Oldman juga berperan sangat baik sebagai Stansfield. Sosoknya benar-benar bagaikan monster bermuka dua. Kadang terbersit pertanyaan, siapa sebenarnya penjahat yang sebenarnya? Natalie Portman yang memerankan Mathilda masih belia. Tapi ia sanggup memainkan peran yang tidak mudah, seorang anak remaja yang putus sekolah, besar di keluarga yang tidak harmonis, dan bercita-cita sebagai pembunuh bayaran.


Hampir semua cast bermain dengan sangat luar biasa. Jean Reno sukses mencuri simpati penontonnya dengan perannya sebagai seorang pembunuh bayaran baik hati. Natalie Portman tampil paling luar biasa didebut akting profesionalnya ini, padahal saat itu ia masih berusia 11 tahun, namun aktingnya benar-benar mengundang decak kagum. Terakhir ada nama Gary Oldman, aktor asal Inggris ini juga tidak kalah luar biasa dengan Portman. Ia mampu membawakan karakter seorang polisi korup pecandu narkoba yang sangat kejam dan juga mengerikan dengan sangat sempurna.
Kombinasi antara action dan drama seimbang sehingga membuat penonton enjoyable menontonnya. Banyak memorable scene dalam film ini. Dan mungkin sebagian penonton akan menyukai beberapa karakter dalam film ini. Jelas, Leon: The Professional merupakan tontonan yang menarik serta menghibur sekaligus berseni dan berkelas.
Hubungan Mathilda dan Léon yang akrab sering disalahartikan oleh publik Amerika Serikat sebagi kisah cinta yang tidak senonoh alias pedofilia. Padahal Besson tidak bermaksud seperti itu. Besson berasal dari Eropa dengan cara bergaul yang jauh berbeda dengan orang Amerika. Karena kehebohan ini, film yang dianggap kritikus pantas masuk nominasi Oscar malah tidak mendapatkan penghargaan apapun di Amerika Serikat, hanya di Eropa saja. Karena ini Léon: The Professional muncul dalam tiga versi, dimana versi yang rilis di Amerika dipotong 25 menit, disebabkan Besson takut filmnya tidak akan disukai. Padahal adegan 25 menit tersebut tidak ada yang aneh, dan malahan bisa dibilang adalah adegan-adegan penting dimana chemsitry antara Mathilda dan Léon benar-benar diperlihatkan dengan sangat baik. Versi tanpa potongan sendiri beredar di luar Amerika dan menjadi versi yang paling banyak ditonton.


Akhir kata, film ini masih layak untuk ditonton di tahun 2020 ini. Aku kasih rating 8.5/10 untuk film bergenre action-thriller yang ending nya sedih banget huhuhu. Aku ambil hal yang positif dari sosok Leon si pembunuh berdarah dingin yang ternyata masih memiliki hati nurani kepada orang lain. Di balik sifat nya yang sadis, Leon juga sosok yang suka minum susu. Dia bilang merokok itu tidak baik, jadi lebih baik minum susu saja. Selain itu juga, dia setia banget merawat tanaman dalam pot nya. Duh, jadi ingat aglonema aku yang di rumah hihihi.




Komentar

  1. Film tanpa potongan 25 menit nya dong

    BalasHapus
    Balasan
    1. film yang beredar di pasaran itu yg versi tanpa potongan kak :)

      Hapus

Posting Komentar